MEMBACA
Kompetensi Dasar Literasi Yang Cenderung Diabaikan) /Oleh : Wahid Aman Ketua PPMN NTT

By Dra. Irene M.M.Ermaya,M.Pd 01 Okt 2024, 08:09:18 WIB Pendidikan
MEMBACA

Gambar : Ilustrasi


Di mana-mana orang meneriakan pentingnya Literasi dan Numerasi. Secara konvensional Literasi seringkali dikaitkan dgn kemampuan membaca dan menulis. Dalam dimensi yg lebih luas Literasi adalah kemampuan mengakses, memahami dan mengolah  informasi secara cerdas, kritis serta mampu menentukan keputusan yg tepat atas permasalahan yang dihadapi.  Sedangkan Numerasi berkaitan dgn kemampuan menggunakan simbol-simbol matematika utk menyelesaikan masalah kontekstual dlm kehidupan sehari-hari. 

Pertanyaannya: sejauhmana kemampuan membaca peserta didik dlm memahami isi teks dlm berbagai bentuk?. 

Dalam konteks pendidikan, pertanyaan yang diarahkan utk peserta dididk kelas 1, 2 SD yakni sudahkah anda mengenal huruf, membaca suku kata, membaca kata dan membaca lancar?  Khusus kelas 4, 5, 6 SD maka pertanyaanya tentu berbeda yakni : sudahkah anda membaca lancar dan memahami isi teks?. Jika anda sdh membaca lancar, apa yg anda pahami dalam teks berikut (sebuah contoh teks sastra atau teks informasi) atau jenis teks lainnya yg disajikan oleh guru. 

Berbeda dgn peserta didik jenjang SMP, SMA/SMK. peserta didik jenjang tersebut diajukan pertanyaan yg lebih menantang (pertanyaan HOTS/AKM) utk melatih kemampuan bernalar kritis bg peserta didik. Dalam konteks penyusunan soal HOTS makka guru memilih Kata Kerja Operasional (KKO) level 4, 5 6 kemudian memilih stimulasi yg sesuai dgn soal yang disusun. 
 
Terkait hal tersebut maka tugas penting bagi guru SD adalah menanamkan kebiasaan membaca kpd anak didik sejak kls 1 SD dan diperkuat pd kls 2 SD. Memasuki kls 3 diharapkan peserta didik sdh bisa membaca lancar/membaca kalimat. Kelas 4 akan diperkuat dgn membaca  pemahaman. Artinya anak-anak membaca teks apapun mereka hrs paham, mengerti bahkan bisa menjelaskan kembali kpd lawan bicara. 

Di sinilah pentingnya membaca pemahaman dan mampu memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. 

Sesungguhnya yang menjadi masalah utama  Literasi, terutama dlm proses pembelajaran yakni :
1. Rendahnya minat baca peserta didik.
2. Membaca tapi tdk memahami apa yg mereka baca.

Betapa pentingnya membaca maka Gerakan Membaca Buku (GMB) di setiap hari Sabtu perlu terus disosialisasikan dan diimplementasikan di berbagai satuan pendidikan.  ????????

Kita seringkalli terjebak pada pemahaman yang keliru bahwa minimnya perpustakaan sekolah dan minimnya bahan bacaan merupakan masalah utama di satuan oendididkan. Pada hal masalah utama kita adalah rendahnya minat baca peserta didik, dan anak-anak kita membaca tapi tdk memahami apa yang mereka baca. 

Coba amati sekitar kita. Banyak sekolah telah memiliki perpustakaan dgn koleksi buku yg cukup banyak tetapi minat baca tdk meningkat dari waktu ke waktu. Justru banyak warga sekolah (guru dan siswa) tidak tertarik membaca buku di perpustakaan atau pojok baca/sudut baca di kelas. Guru dan siswa berpikir praktis bahwa di tangan mereka sdh ada hp, gadget/gawai utk mencari informasi  sehingga mereka tdk tertarik membaca buku di perpustakaan. Apalagi posisi gedung perpustakaan jauh dr jangkauan mereka maka itu mjd alasan klasik utk tidak membaca buku. Apalagi pelayanan perpustkaan tidak modern maka semakin menambah masalah dalam dunia perpustakaan kita. 

Hari - hari kita menemukan fakta bahwa jumlah guru dan siswa membuka hp lebih banyak ketimbang membuka buku. Fakta ini sulit kita pungkiri. Artinya upaya mengatasi minimnya perpustakaan dan bahan bacaan secata brrtahap mulai terpenuhi tetapi tantangan kita masih berat adalah upaya menyadarkan guru dan siswa untuk memiliki kesadaran membaca masih sangat sulit. 

Sampai kapan kondisi ini berlangsung? Sampai kapan minat membaca guru dan siswa  meningkat? Jika masalah membaca di sekolah tidak teratasi maka berdampak kepada mahasiswa dan tentunya  berdampak kepada lulusan sarjana kita. Lulusan sarjana itulah yg akan menikah dan melahirkan generasi keturunan yg sama-sama memiliki minat baca rendah. Jika rendahnya minat baca ini berlangsung turun temurun maka bagaimana dgn tingkat kecerdasan masyarakat Indonesia ke depan? Kepadamu menteri Pendidikan dan Kebudayaan  baru kami menaruh harapan besar. 
___ 
Kepadamu Pegiat Literasi Indonesia, di pundakmu ada beban tanggung jawab besar mencerdaskan anak bangsa. Maka ambil bagian dalam Gerakan Literasi Nasional (GLN) dan Gerakan  Literasi Sekolah (GLS) utk meningkatkan minat baca peserta didik, terutama di jenjang Sekolah Dasar. 
______
Salam Literasi ????????




Write a Facebook Comment

Komentar dari Facebook

View all comments

Write a comment